Sektor pertanian di Indonesia, khususnya di Kota Surakarta semakin ditinggalkan generasi muda. Tidak heran jumlah petani generasi muda semakin sedikit. Profesi petani saat ini dianggap sebagai pekerjaan yang tidak menguntungkan secara financial. Ada pula pemikiran petani hanya didominasi oleh masyarakat pedesaan. Ini merupakan pemikiran yang salah karena kita tentunya mengenal urban farming yang dilakukan di perkotaan.
Kota Surakarta dengan luas 44 km2 hanya mempunyai lahan pertanian seluas 100 ha yang bisa digunakan. Jumlah kelompok tani tanaman pangan ada 7 kelompok, yang berada di 3 Kecamatan di 6 Kelurahan. Rata-rata kepemilikan pekarangan di rumah penduduk relatif sempit, sehingga untuk mengembangkan lahan pertanian di Kota Surakarta dilakukan dengan urban farming (pertanian perkotaan) dengan mengembangkan lahan sempit dan lahan-lahan yang tidak terpakai (lahan tidur).
Kondisi demikian sangat memprihatinkan terhadap perkembangan pertanian Indonesia untuk generasi muda masa depan dalam mengelola pertanian. Untuk itulah dimulai pengenalan dunia pertanian sedari dini, terutama di perkotaan yang mana dunia pertanian sudah tidak banyak dikenal oleh anak-anak / generasi muda. Memperkenalkan anak-anak kepada pertanian sejak dini banyak manfaatnya. Selain menumbuhkan kecintaan anak-anak pada alam, mereka menjadi mengerti dan menghargai bahwa proses mendapatkan makanan memerlukan usaha dan waktu yang tidak singkat, serta banyak orang yang berperan dalam proses sampai makanan siap disantap.
Anak-anak juga mengenal berbagai jenis profesi yang berperan dalam kegiatan sehari-hari yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh mereka. Misalnya, bagaimana saus tomat bisa tersedia, harus dimulai dengan proses menanam tomat terlebih dahulu. Dari permasalahan ini, timbul gagasan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan melaksanakan program Outing Class untuk memberikan alternatif untuk melaksanakan pembelajaran cara budidaya tanaman pada anak didik di sekolah. Oleh karena itu, melalui kerja sama antara Dispertan KP dan P dengan sekolah, baik PAUD, TK maupun Sekolah Dasar dilakukan dengan memberikan kegiatan. Dengan pelaksanaan outing class diharapkan sekolah menjadi lebih berwawasan lingkungan dan anak didik dapat menghargai proses dalam mendapatkan makanan yang bergizi.
|
|
Di tahun 2018 ini, edukasi juga dilaksanakan di lahan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan dengan pembuatan edupark mini. Sehingga dapat dilaksanakan pembelajaran di dinas apabila sarana dan prasarana edukasi sudah tersedia. Lokasi dinas yang semula tidak dimanfaatkan akan dijadikan kebun mini untuk percontohan berbagai budidaya tanaman di perkotaan. Dan guna memberikan contoh budidaya yang baik maka di buatlah percontohan dalam kebun dinas yang disebut Edupark Mini, misi pembentukan Edupark Mini adalah untuk mensosialisasikan pengetahuan pertanian pada anak didik di Kota Surakarta. Menciptakan tren baru dalam dunia pertanian dan turut serta dalam membangun sumber daya manusia pertanian.
Ada banyak manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan inovasi ini. Dengan memperkenalkan kepada anak-anak pertanian sejak dini, dapat membuat anak didik mencintai lingkungan, senang dengan bertani, menghargai jerih payah dan kerja keras petani, menumbuhkan semangat kebersamaan dan menjadikan tubuh menjadi sehat dan kuat. Bahkan dari kegiatan outing class dapat dipetik manfaat terkait dengan pembentukan karakter anak. Manfaat jangka panjang, kedepannya anak-anak di Kota Surakarta mampu mengembangkan pertanian perkotaan.
Setelah pembangunan Edupark Mini ini selesai, maka akan dibuka kerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk disosialisasikan ke sekolah-sekolah utamanya Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak untuk pembelajaran Budidaya Pertanian di perkotaan dengan datang langsung ke Edupark Mini Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta yang kemudian akan dipandu oleh tenaga ahli yang membidangi Pertanian.
Comments powered by CComment